Robotik MTsN 12 Jakarta Juara 2 JMC 2024

_Humas MTsN 12 Jakarta_

Kisah Muhammad Fikri Rabbani dan Daffa Arnawama Risompa di JMC 2024

Ajang Jakarta Madrasah Competition (JMC) 2024 yang selenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada 31 Oktober 2024, membawa kebanggaan tersendiri bagi Muhammad Fikri Rabbani (kelas 7.2) dan Daffa Arnawama Risompa (kelas 8.2) dari MTsN 12 Jakarta Barat. Mereka berhasil meraih juara 2 kategori Best Strategy Mobile Robot.

Dibalik kemenangan ini, ada cerita tentang perjuangan, tantangan, dan semangat kolaborasi yang luar biasa.

Baik Fikri maupun Daffa memiliki perjalanan unik menuju dunia robotik. Bagi Fikri, ketertarikan pada teknologi sudah dimulai sejak kecil. Ia tumbuh dalam lingkungan yang akrab dengan teknologi, terutama karena sang bunda bekerja di bidang teknologi.

“Kalau teknologi itu bakal ada di mana-mana di masa depan. Saya suka teknologi sejak sering main hand phone atau gim,” ungkap Fikri.

Sementara itu, Daffa menemukan semangat belajar teknologi saat pandemi Covid-19. Ayahnya yang seorang programmer memberinya dorongan besar. “Waktu pandemi, bapak saya meminjamkan laptop. Dari situ saya belajar coding secara otodidak lewat internet,” kenang Daffa.

Keduanya setuju bahwa teknologi adalah masa depan, dan robotik memberi mereka peluang untuk lebih mendalami dunia coding dan inovasi.

Fikri dan Daffa memiliki alasan kuat untuk ikut kompetisi robotik di JMC 2024.

Fikri mengaku memiliki dorongan pribadi karena ingin membuktikan diri setelah sebelumnya tidak pernah memenangkan lomba di SD (sekolah dasar). “Saya pernah ikut lomba waktu SD, tapi enggak pernah menang. Jadi, saya penasaran dan ingin coba lagi sampai berhasil,” ujar Fikri.

Bagi Daffa, rasa ingin tahu menjadi motivasi terbesarnya.“Saya kepo sama robotik, dan merasa ini peluang bagus buat saya maju di dunia teknologi,” tuturnya.

Lima hari sebelum lomba, keduanya mulai mempersiapkan diri dengan serius. Latihan intensif dilakukan di aula sekolah, didukung penuh oleh guru pembimbing, Bu Hj. Rif’ah, yang rela meluangkan waktu di luar jam mengajar.

“Bu Hj. Rif’ah nemenin kita setiap hari latihan, bahkan di luar jam sekolah. Beliau ngajarin kita cara memahami map dan coding-nya,” kata Daffa.

Selain itu, mereka juga belajar secara mandiri. Fikri sering berlatih bersama ayahnya di rumah untuk mengasah keterampilannya di bidang coding.  

Namun, perjalanan menuju kompetisi ini tidak mudah. Tantangan terbesar adalah dalam memahami instruksi dan kompleksitas coding di aplikasi RoboMine.“Kadang kita bingung sama codingnya yang berat. Tapi, akhirnya kita serius latihan supaya bisa menyelesaikan semuanya,” jelas Fikri.

Saat lomba berlangsung, tekanan datang dari berbagai arah, mulai dari waktu yang terbatas hingga robot yang sempat mengalami eror. Namun, Fikri dan Daffa berhasil mengatasi semuanya melalui diskusi dan kerja sama tim.

“Robot kita sempat nabrak tembok, dan kita bingung karena waktu sudah hampir habis. Tapi akhirnya berhasil submit tepat waktu,” cerita Daffa.

Kolaborasi menjadi kunci keberhasilan mereka. Fikri, misalnya, membantu menyelesaikan eror di coding-an yang sulit dimengerti. “Kalau ada coding-an yang susah, saya bantu Daffa sampai selesai. Kita saling back up,” tambah Fikri.

Kemenangan di JMC 2024 memberikan banyak pelajaran bagi Fikri dan Daffa. Salah satunya adalah pentingnya kerja sama dan kekompakan tim.“Kalau ingin juara, kita harus kompak. Latihan serius juga penting supaya hasilnya maksimal,” ujar Fikri.

Daffa menambahkan bahwa pengalaman ini membuatnya lebih percaya diri dan termotivasi untuk ikut kompetisi lainnya di masa depan.“Ternyata saya punya potensi di bidang ini. Jadi, saya semakin semangat belajar robotik,” katanya.

Keduanya juga mendukung rencana pemerintah untuk menjadikan artificial intelligence (AI) dan coding sebagai mata pelajaran pilihan di sekolah. “Pelajaran seperti coding bakal bikin kelas lebih seru dan bermanfaat buat masa depan,” kata Fikri.

Daffa sependapat, menambahkan bahwa mata pelajaran ini akan mencetak lebih banyak programmer yang dibutuhkan di era teknologi.“AI dan coding itu penting banget. Kita bisa lebih siap menghadapi perkembangan teknologi,” pungkas Daffa.

Kisah Fikri dan Daffa adalah bukti bahwa dengan semangat, kerja keras, dan dukungan dari lingkungan, siswa madrasah pun mampu bersaing di dunia teknologi. Mereka berharap pengalaman ini bisa menginspirasi teman-temannya untuk tidak ragu mengejar mimpi, terutama di bidang teknologi yang terus berkembang. Penulis: Tim Jurnalistik MTsN 12 Jakarta Barat/Foto: Dok. Humas MTsN 12 Jakarta Barat